Isolasi Mikroba
Hello
Guys, hari ini aku akan meberikan informasi mengenai isolasi (bukan isolasi
perekat yaaa….. hahaha) just kidding…!!! Akan tetapi isolasi mikroba ya gays.
Nowdays, banyak di antara kalian yang bertanya-tanya apa sih isolasi mikroba
itu? Prinsip isolasi mikroba? Dan banyak hal lain yang terkait dengan isolasi
mikroba. Nah saya akan memberikan beberapa informasi tentang isolasi mikroba.
Isolasi mikroorganisme
adalah suatu usaha untuk menumbuhkan mikroba diluar dari lingkungan alamiahnya.
Pemisahan mikroorganisme dari lingkungan ini bertujuan untuk memperoleh biakan
mikroba yang sudah tidak bercampur lagi dengan mikroba lainnya dan disebut
biakan murni.
Prinsip dari isolasi
mikroba adalah memisahkan satu jenis mikroba dengan mikroba lain yang berasal
dari campuran bermacam-macam mikroba. Hal ini dapat dilakukan dengan
menumbuhkannya dalam suatu media, sel-sel mikroba akan membentuk koloni sel
yang tetap pada tempatnya (Nur, I. dan Asnani, 2007).
Biakan murni diperlukan dalam berbagai metode
mikrobiologis, antara lain digunakan dalam mengidentifikasi mikroba. Untuk
mengamati ciri-ciri kultural morfologi, fisiologi, dan serologi dibutuhkan
mikroba yang berasal dari satu spesies (Dwidjoseputro, 2005).
Bedanya sama inokulasi apa dong? Inokulasi itu masih menumbuhkan biakan campuran, dimana pada suatu media akan tumbuh berbagai jenis populasi mikroba. Sedangkan pada isolasi, yang tumbuh sudah berupa biakan murni. Hasil dari inokulasi tadi diambil satu koloni yang akan diisolasikan sehingga yang tumbuh hanya satu jenis mikroba.
Bedanya sama inokulasi apa dong? Inokulasi itu masih menumbuhkan biakan campuran, dimana pada suatu media akan tumbuh berbagai jenis populasi mikroba. Sedangkan pada isolasi, yang tumbuh sudah berupa biakan murni. Hasil dari inokulasi tadi diambil satu koloni yang akan diisolasikan sehingga yang tumbuh hanya satu jenis mikroba.
Apa-apa saja yang harus diperhatikan dalam melakukan isolasi mikroba?
1. Sifat setiap jenis mikroba
yang akan diisolasi
2. Tempat hidup atau asal
mikroba tersebut
3. Cara menginokulasi mikroba
dan cara menginkubasi mikroba
4. Cara menguji bahwa mikroba
yang diisolasi telah berupa kultur murni dan sesuai dengan yang dimaksud
5. Cara memelihara agar
mikroba yang telah diisolasi tetap merupakan kultur murni
Dikenal
beberapa cara atau metode untuk memperoleh biakan murni dari suatu biakan
campuran. Dua diantaranya yang paling sering digunakan adalah metode cawan
gores dan metode cawan tuang yang didasarkan pada prinsip pengenceran dengan
maksud untuk memperoleh spesies individu. Dengan anggapan bahwa setiap koloni
dapat terpisah dari suatu jenis sel yang dapat diamati (Afrianto, 2004).
Metode Isolasi Mikroba
Menurut
Hadioetomo (1993), ada dua metode yang dilakukan untuk memperoleh biakan murni
yaitu
1. Metode Cawan Gores
Metode ini
mempunyai dua keuntungan yaitu menghemat bahan dan waktu. Metode cawan gores
yang dilaksanakan dengan baik kebanyakan akan menyebabkan terisolasinya
mikroorganisme yang diinginkan.
Cara goresan (streak plate), prinsip metode ini
yaitu mendapatkan koloni yang benar-benar terpisah dari koloni yang lain,
sehingga mempermudah proses isolasi. Cara ini dilakukan dengan membagi cawan
petri menjadi 3-4 bagian. Ose steril yang telah disiapkan dilekatkan pada
sumber isolat, kemudian menggoreskan ose tersebut pada cawan berisi media
steril. Goresan dapat dilakukan 3-4 kali membentuk garis horizontal di satu
sisi cawan. Ose disterilkan lagi dengan api bunsen, setelah kering ose tersebut
digunakan untuk menggores goresan sebelumnya pada sisi cawan kedua. Langkah ini
dilanjutkan hingga keempat sisi cawan tergores.
2. Metode Cawan Tuang
Cara lain
untuk memperoleh koloni murni dari populasi campuran mikroorganisme adalah
dengan mengencerkan spesimen dalam medium agar yang telah dicairkan dan
didinginkan (±500C) yang kemudian dicawankan. Karena konsentrasi
sel-sel mikroba di dalam spesimen pada umumnya tidak diketahui sebelumnya, maka
pengenceran perlu dilakukan beberapa tahap sehingga sekurang-kurangnya satu
diantara cawan tersebut mengandung koloni terpisah diatas permukaan ataupun di
dalam agar. Metode ini termasuk boros karena membutuhkan bahan dan waktu yang
lama namun tiak membutuhkan keterampilan yang tinggi.
Cara taburan atau tuang (pour palte), memerlukan
agar yang belum padat (>45oC) untuk dituang bersama suspensi
bakteri ke dalam cawan petri lalu kemudian dihomogenkan dan dibiarkan memadat.
Hal ini akan menyebarkan sel-sel bakteri tidak hanya pada permukaan agar saja
melainkan sel terendam agar (di dalam agar) sehingga terdapat sel yang tumbuh
dipermukaan agar yang kaya O2 dan
ada yang tumbuh di dalam agar yang tidak begitu banyak mengandung oksigen.
3. Teknik Sebar (Spread Plate)
Teknik isolasi
mikroba dengan cara menyebarkan mikroba pada permukaan media yang akan
digunakan. Teknik spread plate (lempeng sebar) adalah suatu
teknik di dalam menumbuhkan mikroorganisme di dalam media agar dengan cara
menuangkan stok kultur bakteri atau mengapuskannya di atas media agar yang
telah memadat. Bedanya dengan pour plate adalah pencampuran stok kultur bakteri
dilakukan setelah media agar memadat sedangkan pour plate kultur dicampurkan
ketika media masih cair (belum memadat). Kelebihan teknik ini adalah
mikroorganisme yang tumbuh dapat tersebar merata pada bagian permukaan media
agar.
Alat yang biasa digunakan dalam isolasi
mikroba ialah:
Jarum Ose Tusuk dan Ose Bundar
Ose berfungsi
untuk memindahkan atau mengambil koloni suatu mikroba. Ose terbagi atas dua
yaitu ose jarum dan ose bundar. Ose jarum biasa digunakan pada media agar tegak
sedangkan ose bundar digunakan pada media agar miring. Ose jarum digunakan
dengan menusukkan mikroba ke dalam media. Ose bundar digunakan dalam teknik
menggores baik itu pada cawan maupun agar miring. Hal ini sesuai dengan pendapat
Winarni (1997) yang menyatakan bahwa ose terdiri dari ose lurus untuk menanam
dan ose bulat untuk menggores yang biasanya berbentuk zig-zag.
Beberapa cara yang biasa dilakukan dalam
isolasi mikroba seperti
1. Cawan metode
zig-zag dan persegi
Metode zig-zag
adalah salah satu cara memindahkan biakan murni jenis bakteri atau khamir. Cara
memindahkan biakan menggunakan ose bundar dengan menggores zig-zag di permukaan
media. Metode persegi dilakukan dengan menggores koloni mikroba pada media
berbentuk persegi dan garisnya tidak boleh terputus. Metode ini digunakan untuk
biakan murni jenis kapang. Hal ini sesuai dengan pernyataan Rusdimin (2003)
yang menyatakan bahwa salah satu teknik isolasi ialah ujung ose yang membawa
bakteri digesekkan di atas permukaan media dengan cara penggoresan zig-zag dan
persegi.
2.
Agar miring dan Agar Tegak
Agar miring
merupakan salah satu cara yang mudah untuk mendapatkan biakan murni mikroba
bersifat aerobik fakultatif. Media ini dilakukan dengan
membiarkan tabung dalam keadaan miring pada saat pendinginan, sehingga luas
permukaannya lebih luas dibanding agar tegak. Hal tersebut bertujuan agar mikroorganisme yang
tumbuh pada media semakin banyak dan jumlahnya tersebar sesuai dengan luas
permukaan media agar miring. Inokulum digoreskan di permukaan media agar miring
menggunakan metode gores mulai dari samping berbentuk zig-zag. Adapun agar tegak digunakan untuk biakan murni mikroba
yang tidak membutuhkan oksigen atau mikroba bersifat anerobik. Saat
pendinginan, media agar dalam tabung reaksi diletakkan dalam posisi tegak. Isolasi metode ini dilakukan dengan menusukkan ujung kawat yang sebelumnya
telah digoreskan pada koloni mikroba, lurus ke dalam medium melalui
tengah-tangah medium.
DAFTAR
PUSTAKA
Alam,
M. S., Aminin, A dan Sarjono, P. R. 2013. Isolasi Bakteri Selulotik Termofilik
Kompas Pertanian Desa Bayat Klaten Jawa Tengah. Chem Info, 1(1): Hal. 190-195
Dwidjoseputro, D. 2010. Dasar-Dasar
Mikrobiologi. Jakarta: Djambatan
Hardiningsih, R., Revina, R. N dan Yulinery,
T. 2006. Isolasi
dan Uji Resistensi Beberapa Isolat Lactobacillus
pada pH Rendah. Jurnal Biodiversitas 1 (7) : Hal. 15-17
Pelczar., Michael. 2005. Dasar – Dasar Mikrobiologi. Jakarta :
Universitas Indonesia
Puspitasari, F. D.,
Shovitri, M., dan Kuswytasari, D. 2012. Isolasi dan Karakterisasi Bakteri Aerob
Proteolitik dari Tangki Septik. Jurnal
Sains dan Seni. 1(1). Hal. 1-3
Rahardianto, A.
2012. Pengaruh Konsentrasi Larutan Madu dalam NaCl Fisiologis Terhadap
Viabilitas dan Motalitas Spermatozoa Ikan Patin Selama Masa Penyimpanan. Jurnal Sains dan Seni. 1 (1): Hal 68-60
Regina, A. T.
2016. Karakteristik Probiotik Berbagai
Jenis Bakteri Asam Laktat (BAL) pada Minuman Fermentasi Laktat Sari Buah Nanas.
Lampung: Universitas Lampung.
Rusdimin. 2003. Mikrobiologi Dasar Dalam Praktek.
Jakarta: Gramedia.
Wasteson, Y dan Homes,
E. 2009. PathogenicEscherichia Coli Found in Food. International Journal Of
Food Microbiology (12): Hal 103-114
Winarni,
D. 1997. Diktat Teknik Fermentasi.
Surabaya: Institut Teknologi 10 November.
Sangat membantu, terima kasih
BalasHapusLike
BalasHapus