Perhitungan Jumlah Mikroba

Mikroorganisme adalah makhluk yang sangat kecil dan hanya dapat dilihat dibawah mikroskop. Keadaan mikroba di alam ini ada yang bersifat menguntungkan dan ada yang bersifat merugikan. Hal tersebut  perlu dipelajari agar mikroba yang menguntungkan, keberadaannya (kapasitas jumlahnya) dapat diperbanyak sedangkan untuk mikroba yang merugikan (patogen) jumlah populasinya dapat ditekan (Gobel, 2008). Kita tidak dapat begitu saja menyimpulkan suatu produk mengandung banyak mikroba atau tidak. Oleh karena itu perlu diketahui tentnag perhitungan mikroba.

Enumerasi

Enumerasi adalah teknik yang digunakan untuk mengestimasi jumlah mikroorganisme dalam suatu bahan atau sampel. Enumerasi mikroba bertujuan untuk menentukan jumlah sel dari suatu kultur mikroba secara kuantitatif. Pertumbuhan mikroorganisme dapat diukur berdasarkan konsentrasi sel. Enumerasi dilakukan dengan metode pengenceran dan plating. Enumerasi dilakukan pada pengenceran tertentu yang memberikan hitungan koloni 30-300. Enumerasi dilakukan dengan menggambar garis kuadran pada cawan petri menjadi 4 bagian yang ditandai menggunakan spidol. Kemudian tiap kuadaran dihitung jumlah koloninya. Penutup cawan tidak boleh berubah arah karena akan berpengaruh pada jumlah koloni dalam cawan tersebut. Kemudian jumlah koloni yang dihitung dimasukkan ke dalam rumus TPC (Total Plate Count) dengan satuan CFU/mL.

Perhitungan jumlah mikroba metode spread plate

Metode - Metode Enumerasi

Metode enumerasi adalah metode yang digunakan untuk menghitung jumlah mikroba dalam media. Metode enumerasi mikroba terbagi dua, yaitu

1. Enumerasi secara langsung (direct method)

Enumerasi secara langsung ialah jumlah mikroba dihitung secara keseluruhan, baik yang mati atau yang hidup. Metode ini dapat dilakukan  dengan membuat preparat dari suatu bahan, penggunaan ruang hitung (counting chamber) serta dapat dilakukan dengan cara perhitungan dengan mikroskop ( Total Cell Count). Keuntungan metode ini ialah cara penghitungan yang cepat dan diperoleh informasi tentang ukuran dan bentuk mikroba yang sedang dihitung. Akan tetapi enumerasi secara langsung juga memiliki kelemahan yaitu sel yang mati tidak dapat dibedakan dengan sel yang hidup. Hal ini sesuai dengan pendapat Dwidjoseputro (2005), yang menyatakan bahwa perhitungan jumlah mikroba ada dua cara yaitu secara langsung (direct method) dan tidak langsung (indirect method). Perhitungan jumlah mikroba secara langsung yaitu jumlah mikroba dihitung secara keseluruhan, baik yang mati atau yang hidup.

1.     Menggunakan cara pengecatan dan pengamatan mikrospis
Pada cara ini mula-mula dibuat preparat mikroskopik pada gelas benda, suspensi bahan atau biakan mikroba yang telah diketahui volumenya diratakan diatas gelas benda pada suatu luas tertentu. Setelah itu preparat dicat dan dihitung jumlah rata-rata sel mikroba tiap bidang pemandangan mikroskopik. Luas bidang pemandangan mikroskopik dihitung dengan mengukur garis tengahnya.
2.     Menggunakan filter membrane (miliphore filter)
Suspensi bahan mula-mula disaring sejumlah volume tertentu kemudian disaring dengan filter membrane yang telah disterilkan terlebih dahulu. Dengan menghitung jumlah sel rata-rata tiap kesatuan luas pada filter membran dapat dihitung jumlah sel dari volume suspensi yang disaring (Jutono dkk, 1980).
3.     Menggunakan counting chamber
Dasar perhitungannya ialah dengan menempatkan satu tetes suspense bahan atau biakanmikroba pada alat tersebut ditutup dengan gelas penutup kemudian diamati dengan mikroskop yang perbesarannya tergantung pada besar kecilnya mikroba. Perhitungan ini dapat menggunakan hemositometer. Peteroff Hauser Bacteria Counter atau alat-alat lain yang sejenis.
2. Enumerasi secara tidak langsung (indirect method)
Indirect method yaitu jumlah mikroba yang dihitung hanya yang hidup saja. Metode ini dapat dilakukan dengan metode hitung pada cawan petri (standart plate coun/TPC), perhitungan melalui pengenceran, perhitungan jumlah terkecil atau terdekat (MPN methode). Keuntungan metode ini ialah jumlah mikroba yang dihitung hanyalah mikroba yang hidup, sehingga hasilnya lebih spesifik atau lebih akurat. Adapun kekurangannya yaitu membutuhkan waktu inkubasi yang lama sehingga hasilnya tidak didapat dengan waktu yang cepat.
Menurut Hadietomo (1990) menyatakan bahwa perhitungan secara tidak langsung dapat dilakukan dengan beberapa cara yaitu:
1.     Penentuan volume total
Cara ini adalah semacam modifikasi penentuan hematokrit pada pengukuran volume total butir-butir darah, misalnya 10 ml biakan dimasukkan ke dalam tabung reaksi khusus (tabung hopklins) yang bagian bawahnya berupa silinder dan bergaris ukuran.
2.     Metode turbidometri
Teknik ini sudah dipakai sebagai cara mengukur keker han suspensi atas dasar penyerapan dan pemencaran cahaya yang dilintaskan, sehingga yang mengandung lebih dari 107-108 sel/ml, tampak lebih keruh oleh mata telanjang. Suatu volume biakan yang telah ditakar ditempatkan dalam tabung khusus yang jernih dengan diameter tertentu.
Metode TPC (Total Plate Count)

Metode hitung cawan (Total Plate Count) merupakan metode yang digunakan untuk menghitung jumlah mikroba dalam bahan pangan. Prinsip dari metode TPC (Total Plate Count) adalah menghitung sel mikroorganisme yang masih hidup pada media agar yang berkembang biak dan membentuk koloni, dimana dapat dilihat langsung dan dihitung dengan mata tanpa menggunakan mikroskop. Syarat perhitungan koloni yaitu cawan yang dihitung adalah cawan yang mengandung 30-300 koloni. Rumus yang digunakan dalam metode TPC adalah jumlah koloni per cawan dikali dengan satu per faktor pengenceran dikali satu per inokulum. Satuan dalam perhitungan mikroba adalah CFu (Colony Forming Unit). Beberapa koloni yang bergabung menjadi satu dapat dihitung sebagai satu koloni. Hal ini sesuai dengan pendapat Dwijoseputro (2005), yang menyatakan bahwa metode TPC merupakan analisis untuk menguji cemaran mikroba dengan menggunakan metode pengenceran dan metode cawan tuang. Cawan yang dipilih untuk menghitung koloni adalah cawan yang mengandung antara 30-300 koloni. Rumus perhitungan mikroba dapat ditulis sebagai berikut :  
Keterangan:
               : Juml ah sel
         : Jumlah koloni
                    : Faktor pengenceran
   : Jumlah inokulum
Faktor - Faktor yang  Memengaruhi Enumerasi Metode TPC

Ada beberapa faktor yang mempengaruhi perhitungankoloni  metode TPC (Total Plate Count), seperti  tingkat pengenceran terlalu tinggi sehingga menyebabkan koloni tidak muncul, tingkat pengenceran terlalu rendah sehingga koloni yang muncul terlalu banyak (> 300) sehingga tidak bisa dihitung, ketidaksesuaian media yang digunakan, adanya kontaminasi. Kontaminasi bisa disebabkan karena alat yang digunakan, lingkungan dan diri yang tidak aseptis, kondisi pH dan suhu yang tidak sesuai.
Jumlah mikroba TBUD dan TSUD

Perhitungan jumlah mikroba menggunakan metode TPC memiliki standar jumlah minimal dan maksimum dalam cawan petri. Jumlah koloni minimal dalam cawan petri adalah 30 koloni. Jika jumlah koloni kurang dari 30 akan terjadi kesalahan statistik yang biasa disebut dengan  TSUD (Terlalu sedikit untuk dihitung). TSUD adalah batasan terkecil untuk menghitung suatu mikroba. Adapun jumlah koloni maksimum dalam cawan petri adalah 300 koloni.  Apabila melewati batas perhitungan yaitu diatas 300 koloni, maka dikategorikan ke dalam TBUD (Terlalu Banyak untuk Dihitung). Salah satu yang menyebabkan terjadinya TSUD dan TBUD tersebut ialah pengaruh suhu pada saat inkubasi media Hal ini sesuai dengan pernyataan Fatmarina (2000), yang menyatakan bahwa masing-masing mikroba yang tumbuh mempunyai suhu optimum, minimum dan maksimum untuk pertumbuhannya, hal ini disebabkan pengaruh aktivitas enzim yang bekerja pada suhu tersebut dari masing-masing mikroba.

DAFTAR PUSTAKA
Dwidjoseputro, D. 2005. Dasar-Dasar  Mikrobiologi. Jakarta : Djambatan.
Fardiaz, S. 2005. Mikrobiologi Pangan I. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.
Fatmarina, S. 2000. Penuntun Praktikum Mikrobiologi Dasar. Jakarta: PT. Multazam Mitra Prima.
Gobel., Risco, B. 2008. Mikrobiologi Umum Dalam Praktek. Makassar: Unviversitas Hasanuddin.
Hadioetomo, R. S. 2001. Mikrobiologi Dasar Dalam Praktek. Jakarta: Gramedia.
Irianto, K. 2013. Mikrobiologi Jilid 1. Bandung: Yrama Widya.
Madigan, M. T., J. M. Martinko, D., A. Stahl, D., P. Clark. 2011. Brock Biology of Microorganisms, 13 th ed.
Schaad, NW., Jones, JB dan Chun, W. 2001. Laboratory Guide for Identification of Plant Pathogenic Bacteria. St Paul, Minnesota: APS Press


Komentar

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

Pengenalan Alat dan Keselamatan Kerja di Laboratorium

Identifikasi Mikroba Metode Pewarnaan Gram